Saturday, March 14, 2009

Mengoptimalkan Setup BIOS

SETELAH sedikit banyak mengetahui kegunaan menu-menu pada setup BIOS, ada beberapa teknik bagaimana menggali tenaga cadangan yang tersimpan dalam BIOS sehingga dapat meningkatkan kinerja PC secara signifikan. Peningkatan kinerja yang berikan bisa lebih tinggi bila dibandingkan dengan menggunakan konfigurasi Load Setup Defaults/Load Optimal Settings.
Sebenarnya proses POST (Power on Self Test) yang dilakukan oleh BIOS sesaat setelah PC dihidupkan dapat dipersingkat. Sebab sebagian besar alokasi waktu pada saat proses POST dihabiskan untuk pengujian memori dengan melakukan serangkaian operasi baca dan tulis. Maka dapat dilakukan lompati saja test/pengecekan ini jika memang RAM (Random Access Memory) yang terpasang tidak bermasalah.
Pilihan Quick Power On Self Test dapat ditemukan pada menu BIOS Features Setup. Ubahlah setting ini menjadi Enabled untuk mempercepat proses POST. Pada saat startup, BIOS selalu mencari/mendeteksi perangkat IDE (Integrated Drive Electronics), seperti hard disk, CD/DVD ROM, CDRW, LS120, dan sebagainya. Proses pendeteksian ini tentunya akan memakan waktu.
Jika pengguna tidak berganti periferal IDE, lebih baik pilihan untuk proses pendeteksian dinonaktifkan. Pilihan ini terdapat dalam menu Standard CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) Setup. Lebih baik mencantumkan secara tepat nilai IDE yang telah ditemukan. Biasanya dapat ditemukan dengan menggunakan tools HDD (Hard Disc Drive) Auto Detection pada menu BIOS.
Jika port IDE tidak tersambung pada hard disk, isilah nilainya dengan NONE, jangan isi dengan pilihan AUTO karena pilihan AUTO selalu akan memeriksa/mendeteksi perangkat IDE. Pilihan NONE akan langsung melewati prosedur pendeteksian perangkat IDE.
Untuk memeriksa jumlah track drive floppy disk yang terpasang pada PC menggunakan Boot Up Floppy Seek. Drive floppy disk tipe 360K mempunyai jumlah track sebanyak 40, sedangkan tipe 760K, 1.2M, 1.44M mempunyai track sebanyak 80 buah. Tujuan dari pemeriksaan ini untuk memeriksa apakah drive floppy disk terpasang dan siap pakai seperti yang tercantum pada menu Standard CMOS Setup. Proses pemeriksaan jumlah track ini cukup memakan waktu, lebih baik matikan saja Boot Up Floppy Seek yang rutin melakukan pengecekan ini.
Untuk mematikan pengecekan ini, berikan nilai Disabled pada pilihan Boot Up Floppy Seek di dalam menu Advanced BIOS Features.
Sementara itu dengan Boot Sequence memungkinkan pengguna dapat mengatur urutan atau prioritas periferal IDE yang digunakan untuk booting sistem operasi. Pada umumnya nilai default dari urutan booting adalah ''A'' kemudian ''C''. Nilai tersebut berarti bahwa BIOS adalah Bootstrap Loader, yang akan mencari sistem operasi pada drive A dahulu. Biasanya berupa drive floppy disk. Jika ada, maka BIOS akan me-load sistem operasi tersebut, namun jika ternyata tidak ada, BIOS akan mencari sistem operasi yang terpasang pada drive C.
Jika booting dari floppy disk jarang atau bahkan tidak pernah dilakukan, dengan kata lain mem-boot PC langsung dari hard disk, maka buatlah urutan nilai Boot Sequence menjadi ''C'' kemudian ''A''. Pada beberapa BIOS, pilihan booting mungkin lebih bervariasi, ada yang dapat melakukan booting melalui CDROM, drive LS120, Drive A hingga L, dan sebagainya.
Pada beberapa motherboard, pilihan boot diurutkan berdasarkan tipe media simpan, misalnya Hard Drive, ATAPI CDROM Drive, Removable Devices dan Network. Sehingga pastikan pilihan pada Hard Drive. Dengan mengubah setting ini, maka pengguna dapat menghemat beberapa detik, karena BIOS tidak akan mencari sistem operasi pada floppy disk. Namun langsung ke hard disk yang telah ditetapkan.(Fajar Junaedi EP/Universitas AKI Semarang-35)

No comments:

Post a Comment